Kiat Menyongsong Kehadiran 10
Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang memperjalankan waktu, menggantikan siang dengan
malam dan malam dengan siang sampai batas yang dikehendaki-Nya. Menghidupkan
dan mematikan manusia, dan kepada-Nya semata mereka dikembalikan.
Shalawat dan
salam semoga terlimpah kepada suri tauladan dalam kehidupan berislam, baginda
Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
keluarga, para sahabat, dan umatnya yang senantiasa meniti jalan petunjuknya.
Salah satu
bentuk karunia Allah Ta'ala bagi para hamba-Nya, dijadikan bagi mereka beberapa
musim untuk meningkatkan ketaatan, memperbanyak amal shalih, dan saling
berlomba untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Orang yang
berbahagia adalah orang yang memperhatikan musim-musim tersebut tanpa membiarkannya
berlalu begitu saja. Sebaliknya orang yang sengsara jika menelantarkan
kesempatan-kesempatannya untuk sesuatu yang sia-sia.
Di antara
musim-musim ketaatan ini adalah 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
menjelaskan, hari-hari tersebut adalah hari-hari dunia yang paling utama. Oleh
karenanya, beliau menganjurkan untuk memperbanyak amal shalih di dalamnya.
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih
dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini
(yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya:
"Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam
menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat
jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun."
(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga
telah bersumpah dengannya. Dan sebenarnya ini saja sudah cukup untuk menunjukkan
kemuliaan dan keutamaan hari-hari tersebut. Karena Dzat yang Maha Agung tidak
bersumpah kecuali dengan sesuatu yang agung. Allah Ta'ala berfirman,
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِي هَلْ فِي ذَلِكَ قَسَمٌ لِذِي حِجْرٍ
"Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang
genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat
sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal."
(QS. Al-Fajr: 1-5)
.
. . Orang yang berbahagia adalah orang yang memperhatikan musim-musim tersebut
tanpa membiarkannya berlalu begitu saja. . .
Cara
Menyambut Kedatangan Hari-hari Tersebut
Seorang
muslim seharusnya mengisi setiap waktunya dengan ketaatan. Agar saat datang
kesempatan istimewa dia mampu mengisinya dengan amal-amal kebaikan yang lebih.
Karena balasan terbaik dari ketaatan adalah diberi tambahan hidayah untuk
mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Allah Ta'ala befirman,
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena
keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh
kenikmatan." (QS. Yunus: 9)
Perpaduan
antara iman dengan konsekuaensi dan tuntutannya, berupa amal shalih, -yang
mancakup amal dzahir dan batin- yang dikerjakan dengan ikhlash dan mutaba'ah (mengikuti sunnah) akan
menjadi sebab datangnya hidayah, "mereka
diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya".
Maksudnya: Dengan adanya iman yang benar dalam diri mereka tersebut, Allah
membalas dengan pahala teragung untuk mereka, yaitu hidayah. Sehingga Allah
mengajarkan kepada mereka apa saja yang berguna untuk mereka dan
menganugerahkan amal-amal shalih yang menetas dari hidayah itu. (Disarikan dari
Tafsir Taisir al-karim al-Rahman, milik Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa'di)
.
. . balasan terbaik dari ketaatan adalah diberi tambahan hidayah untuk
mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. . .
Oleh
karenanya, menyambut musim ketaatan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah
hendaknya kita memperhatikan beberapa kiat-kiat berikut ini:
1.
Taubat yang tulus
Seorang
muslim menyambut musim ketaatan dengan taubat yang tulus dan tekad yang kuat
untuk kembali kepada Allah dengan mengerjakan ketaatan-ketaatan. Melaluinya,
diharapkan dia akan mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.
Allah Ta'ala
berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS.
An-Nuur: 31).
2.
Tekad kuat untuk memanfaatkan hari-hari ini
Seorang
muslim sepantasnya bersemangat memanfaatkan sepuluh hari pertama bulan
Dzulhijjah dengan perkataan mulia dan amal-amal shalih. Dan siapa yang bertekad
melaksanakan kebaikan, Allah pasti membantunya dan menyiapkan sebab-sebab yang
memudahkannya untuk menyempurnakannya. Dan siapa yang membenarkan janji Allah,
maka Allah akan membantunya untuk merealisasikannya.
Allah Ta'ala
berfirman.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-Ankabut: 69)
3.
Menjauhi perbuatan maksiat
Kalau
ketaatan adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah, maka sebaliknya, maksiat
merupakan jalan yang menjauhkan seseorang dari Allah dan rahmat-Nya. Terkadang
seseorang tidak mendapatkan rahmat Allah disebabkan dosa yang dikerjakannya.
Jika Anda berharap diampuni dosa dan diselamatkan dari Neraka maka jauhilah
perbuatan maksiat, khusunya pada hari-hari ini. Dan siapa yang memahami apa
yang dicarinya maka dia akan mudah berkorban untuknya.
.
. . maksiat merupakan jalan yang menjauhkan seseorang dari Allah dan
rahmat-Nya. . .
Penutup
Saudaraku,
sepuluh hari pertama Dzulhijjah sebentar lagi akan mendatangi kita. Dalam
hitungan hari kafilah mulia itu telah tiba. Sudah sepantasnya kita bersiap diri
untuk meraih karunia-karunia Allah di dalamnya. Bersemangatlah untuk
memanfaatkan hari-hari tersebut. Mulailah dengan membiasakan amal-amal shalih
agar saat dia tiba kita sudah siap dan terbiasa menjalankan kebaikan. Jangan
telantarkan kesempatan tersebut dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi yang
jelas perbuatan dosa. Sesungguhnya manusia yang merugi adalah yang tidak
memanfaatkan kesempatan yang diperolehnya. Hadaanallaah
wa Iyyakum Ajma'in!. [PurWD/voa-islam.com]
No comments:
Post a Comment